Selasa, 20 Mei 2014

Hari Pendidikan Nasional

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Hari Pendidikan Nasional
DirayakanIndonesia
JenisNasional
Tanggal2 Mei
Hari Pendidikan Nasional, disingkat HARDIKNAS, adalah hari yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa, diperingati pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikannasional di Indonesia. Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan.
Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda, dan ia kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa setelah kembali ke Indonesia. Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia. Filosofinya, tut wuri handayani ("di belakang memberi dorongan"), digunakan sebagai semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia. Ia wafat pada tanggal 26 April 1959. Untuk menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan Indonesia, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Perayaan

Meskipun bukan hari libur nasional, Hari Pendidikan Nasional dirayakan secara luas di Indonesia. Perayaannya biasanya ditandai dengan pelaksanaan upacara bendera di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, dari tingkat kecamatan hingga pusat, disertai dengan penyampaian pidato bertema pendidikan oleh pejabat terkait

Selasa, 13 Mei 2014

 

Sejarah Singkat





SMK Negeri 1 Kedawung awalnya bernama SMEA Negeri 1 Cirebon. Berdasarkan pada Surat Putusan Mentri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 1 Agustus 1959 secara resmi SMEA Negeri 1 Cirebon didirikan, dengan menempati gedung sementara milik Koperasi Batik Budi Tresna.

Pada tanggal 21 Juli 1968, Koperasi Batik Budi Tresna Cirebon menyerahkan (menghibahkan) gedung yang ditempati SMEA Negeri1 Cirebon kepada Pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan, yang selanjutnya menjadi gedung resmi SMEA Negeri 1 Cirebon hingga kini

Gedung yang diserahkan pada saat itu terdiri dari :

  • 7  R.Keas
  • 1  R. Kepala Sekolah
  • 1  R. Tata Usaha
  • 1. R. Penjaga Sekolah
  • 1  Kamar Kecil (toilet)

Pada tahun 1996 keluar Peraturan Mentri Pendidkan yang mengatur tentang perubahan nama lembaga pendidikan di jenjang SLTA, salah satunya adalah SMEA, SMKK dan STM  dan sekolah kejuruan lainnya menjadi SMK. Maka pada tahun 1997, SMEA Negeri 1 Cirebon berubah menjadi SMK Negeri 3 Kota Cirebon, namun karena terjadi kesalah domisili sekolah yang tercatat di Kota Cirebon sedangkan wilayahnya menjadi miliki Kabupaten Cirebon, oleh karenanya beberapa bulan kemudian berubah namanya menjadi SMK Negeri 1 Cirebon Barat.

Setelah adanya perubahan system pemerintah dari sentralisasi menjadi desentralisasi (Otonomi Daerah) pada tahun 2000 dan terjadi pemekaran kecamatan Cirebon Barat, maka berdasarkan Surat Keputusan Bupati Cirebon No. 420/Kep.330 Disdik/2005 tertanggal 4 Juli 2005, SMK Negeri 1 Cirebon Barat dirubah menjadi SMK Negeri 1 Kedawung hingga sekarang.

Selasa, 06 Mei 2014

Biografi R.A Kartini

R.A. Kartini



Nama Lengkap   : Raden Adjeng Kartini
Nama Panggilan : Raden Ayu Kartini
Tanggal Lahir      : 21 April 1879
Tempat Lahir       : Jepara, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal           : 17 September 1904 (umur 25) di Rembang, Jawa
                            Tengah, Hindia Belanda
Dikenal karena    : Emansipasi wanita
Agama               : Islam
Pasangan           : R.M.A.A. Singgih Djojo Adhiningrat





Kartini Sebuah Biografi

         Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.

Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.

Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.

Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.

Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, R.M. Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.

Buku Raden Ajeng Kartini 
  • Habis Gelap Terbitlah Terang
  • Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya
  • Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904
  • Panggil Aku Kartini Saja
  • Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya
  • Aku Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903

Peringatan Hari Kartini

Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

Itulah info lengkap biografi Ibu R.A Kartini, semoga info biodata, profile atau kartini biography ini bermanfaat untuk kalian. Mungkin kalian ingin tahu juga biografi Agnes Monica atau biografi Justin Bieber
Sumber:www.jogang.com/2011/04/biografi-ra-kartini-profil-lengkap.html